Prinsip, Karakteristik dan Asumsi Pendidikan Teknologi kejuruan


   Tugas Kuliah:
PRINSIP, KARAKTERISTIK DAN ASUMSI PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN

     A.   PENDAHULUAN
         Pada hakekatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai   fungsi   sebagai pemersatu bangsa, penyamaan kesempatan dan pengembangan potensi diri yang diharapkan dapat memperkuat keutuhan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan adalah usaha sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajara n agar peserta dididk secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dunia pendidikan merupakan ruang yang selalu bersentuhan langsung dengan manusia. Pendidikan yang berkwalitas akan memberikan kemajuan bagi umat manusia dari berbagai segi kehidupan.
Satuan pendidikan pendidikan yang ada di Indonesia terbagi atas pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal dimulai dengan Jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Sedangkan model penyelenggaraan pendidikan terbagi terbagi dua yakni pendidikan umum/ akademik dan pendidikan kejuruan/ vokasi/ professional.
Pendidikan menengah kejuruan memiliki peran untuk mempersiapkan peserta didik agar siap bekerja baik secara mandiri (wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan di dunia industri. Untuk dapat bekerja dan bersaing di industry maupun berwiraswasta, lulusan SMK harus memiliki kompetensi nyakni kemampuan yang disyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada dunia kerja dan ada pengakuan resmi terhadap kemampuan tersebut.
Paradigma pendidikan Kejuruan sangat berbeda dengan pendidikan umum. Pendidkan kejuruan yaitu menekankan pada pendidikan yang menyesuaikan dengan permintaan pasar (demand driven). Kebersambungan (link) diantara pengguna lulusan pendidikan dan penyelenggara pendidikan dan kecocokan (match) diantara employee dengan employer menjadi dasar penyelenggaraan dan ukuran keberhasilan penyelenggaraan pendidikan vokasi dapat dilihat dari tingkat mutu dan relevansi yaitu jumlah penyerapan lulusan dan kesesuaian bidang pekerjaan dengan bidang keahlian yang dipilih dan ditekuninya. Pendidikan vokasi melayani sistim ekonomi, sistim sosial, dan politik.
Meskipun pendidikan kejuruan tidak terpisahkan dari sistim pendidikan secara keseluruhan, namun sudah barang tentu mempunyai kekhususan atau karakteristik tertentu yang membedakannya dengan pendidikan yang lain. Perbedaan ini tidak hanya dalam definisi, struktur organisasi dan tujuan pendidikannya saja, tetapi juga tercermin dalam aspek-aspek lain yang erat kaitannya dengan perencanaan kurikulum. Oleh Karena itu, prinsip, karakteristik dan asumssi tidak boleh diabaikan pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan kejuruan.


             B.   PRINSIP, KARAKTERISTIK DAN ASUMSI PTK

1.    Prinsip Penyelenggaraan PTK antara lain :
Pelaksanaan pendidikan kejuruan yang berbeda dengan pendidikan umum memiliki prinsip dalam penyelenggaraannya antara lain :

·         PTK akan efektif  jika lingkungan peserta didik dilatih seperti replica di lingkungan kerja.

Untuk menciptakan suatu suasana belajar yang mirip dengan dunia kerja dan dunia industri, diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan prasarana. Ketersediaannya bengkel yang lengkap dengan alat dan bahannya akan memberikan pengalaman belajar yang hampir sama dengan di lapangan sehingga ketika peserta didik  berinteraksi langsung dengan dunia industri, telah memiliki kemandirian dan keterampilan kerja sesuai yang diharapkan. Untuk membuat suatu replica sesuai lingkungan kerja, maka diperlukan biaya yang besar sehingga kami yakin bahwa tidak semua sekolah kejuruan dapat melakukan hal tersebut karena masalah pendanaan. Oleh karena itu, kerjasama dengan industri sangat diperlukan untuk mewujudkan hal ini. Misalnya menerima peserta didik 1. praktek industri yaitu peserta didik melakukan kegiatan belajar di industri karena tidak tersedianya alat dan bahan di sekolah, 2. PSG yaitu pendidikan dual system yaitu peserta didik belajar di industri dan di sekolah, dan 3. Prakerin yaitu kegiatan belajar/praktek  peserta didik yang murni dilakukan sepenuhnya di industri.

·         PTK akan efektif  Jika diberikan tugas dengan cara, alat dan tempat kerja seperti di dudi.

Sarana Prasarana belajar mengajar dan praktikum di SMK harus berstandar dan selalu mengikuti perkembangan teknologi sehingga bermafaat bagi peserta didik.Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Manajemen prasarana dan sarana sangat diperlukan dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam implementasinya tidak salah arah.

·         PTK  efektif  jika latihan dapat membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir dengan benar.

Menurut Brooks&Broks , 2001 dalam john,2008 dalam dedy: 2010 bahwa dalam pandangan konstruktivis, guru bukan sekedar memberi informasi ke pikiran anak, akan tertapi guru harus mendorong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung dan berfikir secara kritis. Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru merupakan fasilitator serta harus senantiasa memberi bimbingan motivasi kepada anak untuk selalu menjadi orang yang baik dalam hal ini mencakup tiga hal pokok yaitu, baik dalam pendidikan yaitu menguasai pengetahuan, keterampilan(skill), baik dalam kehidupan social yaitu senantiasa berfikir maju, jujur, berdisiplin tinggi, serta baik terhadap sang maha pencipta yaitu  beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa sehingga segala sesuatu yang ia lakukan senantiasa berlandaskan pada etika dan dan agama yang akan memlahirkan sutu perbuatan/tindakan/ sikap yang baik dan benar.

·         PTK akan efektif  jika gurunya memiliki pengalaman dalam menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada orasi kerja yang riil

Kualifikasi tenaga pendidikan kejuruan merupakan salah satu hal yang fundamental  untuk memperoleh kualitas sesuai dengan yang diharapkan. Para tenaga pendidik kejuruan harus menguasai dan memahami konsep Pedagogik Kejuruan). Selain itu, mereka juga harus memiliki pengalaman mengajar dan pengatahuan tentang dunia kerja serta memiliki keahlian di bidangnya.

Dengan memahami dari konsep Pedagogik Kejuruan para Guru (mampu mendesain strategi pembelajaran berlandaskan kurikulum yang telah disempurnakan bersama-sama pemerintah dan industry. Kemampuan  Pedagogik bukan hanya suatu konsep yang diterapkan secara teoritis tetapi juga menggunakan dan mengembangkannya melalui pembelajaran yang dilakukan di bengkel/ lab. Sehingga para peserta didik tetap dikendalikan dengan konsep Pedagogik yang benar sesuai dengan semangat dan jiwa dari suatu jenis pekerjaan. Sehingga dalam proses belajar mengajar, peserta didik seakan merasa bahwa mereka berada dalam lingkungan industry yang nyata.

·         PTK harus memperhatikan  permintaan pasar
Sekolah  Menengah  Kejuruan  (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada peserta didik pentingnya penguasaan pengetahuan dan teknologi, keterampilan bekerja, sikap mandiri, efektif dan efisien dan pentingnya keinginan sukses dalam kariernya sepanjang hayat. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan kejuruan diorientasikan pada permintaan pasar kerja. Orientasi berdasarkan permintaan pasar dapat dilakukan dengan pengembangan kurikulum yang mempertimbangan perkembangan dunia industri.

·         PTK dilaksanakan dengan metode berbasis  realitas (work based learning)

Work-Based Learning (WBL) adalah bentuk pembelajaran kontekstual dimana proses pembelajaran dipusatkan pada tempat kerja dan meliputi program yang terencana dari pelatihan formal dan mentoring, dan pencarian pengalaman kerja yang mendapatkan gaji. WBL secara ekspresif menggabungkan antara pengetahuan teori dengan pengetahuan praktik, WBL percaya bahwa tempat kerja menawarkan kesempatan yang banyak untuk belajar seperti di ruang kelas. Sistem magang merupakan salah satu bentuk WBL. Dalam sistem ini peserta didik belajar dengan seorang ahli atau maestro melalui pengamatan dan imitasi perilaku dan cara kerjanya dengan intens sehingga bisa mendapatkan pengalaman spesifik.

·         PTK akan efektif  dengan administrasi dan pengelolaannya  fleksibel dan berbasis kebutuhan

Pembukaan dan penutupan suatu SMK pada dasarnya sangat  tergantung pada tuntutan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di wilayah atau daerah setempat. Pembukaan institusi SMK baru sangat dimungkinkan jika terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang terkait dengan peran dan fungsi SMK. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa : “Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 % tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”.

Jadi apabila  program  keahlian  tertentu  dibutuhkan  oleh  industri,  maka  perlu  dibuka program  keahlian  baru  dan  jika  lulusan  dari  program  keahlian  tersebut  sudah  tidak dibutuhkan oleh masyarakat industry maka program keahlian  tesebut perlu ditutup dahulu untuk menghemat biaya operasional, dan jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh masyarakat, maka program keahlian tersebut bisa dibuka kembali.

·         Membutuhkan biaya yang besar  tetapi kalau tidak terpenuhi, sebaiknya tidak dipaksakan

Sebesar-besarnya anggaran yang ada tentu tidak dapat memenuhi semua perkembangan kebutuhan sarana prasarana SMK yang mengikuti pertumbuhan jumlah peserta didik SMKnya. untuk mempercepat penetrasi pemerataan ke setiap SMK yang muncul, perlu inovasi bagaimana dapat menciptakan sarana prasaran yang murah. Karena pemerintah belum sepenuhnya mampu memberikan fasilitas yang lengkap sesuai yang ada di dunia industri, maka kerjasama antara dunia industri dan dunia SMK menjadi salah satu jawaban, dimana terdapat sharing resources untuk beberapa keperluan yang selama ini berjalan masing2. Sehingga ada efisiensi biaya produksi dan pemasaran yang “cukup sangat signifikan sekali”.

Oleh karena itu harus ada kerjasama “seluas-luasnya, kepada semua institusi terkait, Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk bersama-sama menciptakan perekonomian indonesia yang lebih baik, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat indonesia melalui Pengembangan Industri berbasis SMK. Hal ini dapat saling membantu antara pendidikan dengan kebutuhan dunia industri.

·         PTK akan efektif  bila digunakan guru outsourcing yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tertentu

Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan sekolah. Oleh karena itu, ia dituntut untuk mengenal tempat bekerjanya itu. Pemahaman tentang apa yang terjadi sekolah akan banyak membantu mereka memperlancar tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar. Tenaga  pendidik  dan  laboran  di  SMK  harus  benar  –  benar mempunyai  keahlian baik  teori maupun praktek  serta  selalu dapat mengikuti perkembangan pendidikan  serta  teknologi dan merupakan tenaga perdidik yang bersertifikat. menggunakan guru outsourcing yang benar benar menguasai seluk beluk pekerjaan, alat, bahan dan lingkungan dunia industri akan memberikan pemahaman konsep terhadap peserta didik tentang apa yang akan mereka lakukan ketika sampai di industri sehingga peserta didik betul betul telah siap bekerjja. Hal ini akan memberikan penghematan terhadap industri karena dapat mengurangi biaya dan tenaga dalam melakukan training  terhadap tenaga kerja baru.

2.    Karakteristik Pendidikan Kejuruan
Adapun Karakteristik Pendidikan Kejuruan antara lain :
·         Mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja.
Keunggulan industri suatu bangsa, sangat ditentukan oleh kualitas tenaga terampil yang terlibat langsung dalam proses produksi, tenaga kerja yang berada di “front-line”. Karena itu, mutu tenaga kerja pada bagian ini harus ditingkatkan. Alasan pentingnya tenaga terampil yaitu: (a) Tenaga kerja terampil memegang peranan penting dalam menentukan tingkat mutu dan biaya produksi; (b) Tenaga kerja terampil sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan industrialisasi suatu negara; (c) Tenaga kerja terampil merupakan faktor keunggulan menghadapi persaingan global; (d) Penerapan teknologi agar berperan menjadi faktor keunggulan tergantung tenaga kerja terampil yang menguasai dan mampu mengaplikasikannya; (e) Orang yang memiliki keterampilan memiliki peluang tinggi untuk bekerja dan produktif. Semakin banyak warga suatu bangsa yang terampil dan produktif maka semakin kuat kemampuan ekonomi negara tersebut; (f) Semakin banyak warga suatu bangsa yang tidak terampil, maka semakin tinggi kemungkinan pengangguran yang akan menjadi beban ekonomi Negara.
Struktur ketenaga kerjaan suatu Negara cendrung berbentuk piramida dimana kebutuhan tenaga kerja terampil tingkat menengah selalu lebih banyak. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang berfungsi menghasilkan tenaga kerja terampil pada tingkat menengah.

·         Didasarkan atas kebutuhan dunia kerja

Salah  satu  kebijakan  Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan  dalam
pengembangan Sumber Daya Manusia SMK yang diperkenalkan pada  tahun 1993/1994 adalah pendidikan Link and Match, yaitu pendidikan SMK harus bersifat link and match dengan  kebutuhan  baik  itu  kebutuhan  peserta  didik  maupun  kebutuhan  masyarakat dengan  harapan  akan  tercipta kesesuaian  antara program pendidikan  dengan  kebutuhan masyarakat  dan  dapat memenuhi  kebutuhan masyarakat  tersebut.  Inti  dari  konsep  link and match  yaitu:  (a)  adanya  keterkaitan  antara  program  pendidikan  yang  diberikan  di sekolah  dengan  kebutuhan  masyarakat  secara  luas,  dan  (b)  adanya  kesesuaian  atau kecocokan  antara  program  dan  produk  pendidikan  di  sekolah  dengan  kebutuhan masyarakat (Djojonegoro, 1998, di dalam fajar hendro). Sehingga lulusan sekolah menengah kejuruan benar- benar dibutuhkan oleh dunia industri. Oleh karena itu pengembangan kurikulumnya harus memperhatikan perkembangan dunia industri.

·         Focus pada penguasaan  pengetahuan, keterampilan dan sikap serta memahami nilai- nilai
·         Penilaian berbasis hand on / performa di dunia kerja
Pendidikan kejuruan yang senantiasa berorientasi ke dunia kerja dapat dilihat Kriteria keberhasilan lulusannya yaitu in school succes dan out of school succes. Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi persyaratan kurikuler yang sudah diorientasikan ke persyaratan dunia kerja, sedang kriteria yang kedua diindikasikan oleh keberhasilan atau penampilan lulusan setelah berada di dunia kerja yang sebenarnya.

·         Hubungan dengan dunia kerja adalah kunci ptk
Erat kaitannya dengan mahalnya penyelenggaraan pendidikan teknologi dan kejuruan, dan tingginya tuntutan dan relevansi dengan dunia kerja/ industri, maka hubungan kerjasama antara dunia pendidikan dengan industri merupakan ciri karakteristik yang penting bagi pendidikan kejuruan.
Sistem pendidikan di jerman, Bersama-sama antara Pemerintah dan Industri menyusun dan mendesain kerangka pendidikan kejuruan dan demikian juga pelatihan. Kerjasama dapat mencakup pembiayaan dan pengembangan kurikulum dan implementasinya, serta bersama-sama melaksanakan assessment  proses dan lulusan pendidikan kejuruan itu. Demikian juga dilakukan sebuah kesepakatan tentang sertifikasi kompetensi yang mencerminkan harapan kualitas lulusan dengan tuntutan kompetensi sesuai standar yang berlaku di Industri
Chaloun dan finch dalam (tim pengembang pend FIP UPI) 2007: 387 “Vobcational education is planed and conducted in close cooperation wwith business and industry”. Perwujudan hubungan timbal  balik berupa kesediaan dunia kerja menampung peserta didik unrtuk mendapat kesempatan mendapatlkan pengalaman belajar di lapangan kerja/ industry, informasi kecenderungan ketenagakerjaan yang merupakan bahan untuk dijabarkan kedalam perencanaan dan implementasi program pendidikan dan bentuk kerjasama lainnya yang saling menguntungkan.
·         Responsif dan antisispatif terhadap perkembangan  teknologi
·         Learning by doing and hands on by experience
·         Fasilitas mutakhir dan up to date

Kebijakan  dan  perundang-undangan  yang  dikeluarkan  pemerintah  merupakan arahan  yang  harus  dipertimbangkan  dalam  pelaksanaan  kegiatan  organisasi,  sehingga pengembangan  program  keahlian  di  SMK  dapat  disesuaikan  dengan  tuntutan  DUDI bukan  berdasarkan  minat  sesaat  dari  peserta didik  tanpa  memperdulikan  mutu  dan  kualitas lulusan SMK. 

Pendidikan kejuruan   mahal karena membutuhkan peralatan mutakhir dan up to date yang akan mendukung proses belajar peserta didik melalui praktik di sekolah.

Sebagian besar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan / perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak mudah dilatih kembali atas kekurangannya. Betapa tidak, peralatan yang dipergunakan untuk  praktek di sekolah merupakan peralatan yang sudah sangat tua dan kuno serta sudah tak digunakan lagi di industri. Sangat berbeda dengan  peralatan yang canggih yang kini tersedia di industry, sehingga untuk mengoperasikan peralatan di industry, memerlukan pengetahuan dan teknik tersendiri yang membutuhkan waktu tidak sedikit. Peralatan praktek yang sudah tua sudah semestinya diganti dengan peralatan baru yang sesuai perkembangan iptek dan perkembangan di dunia industri, tetapi untuk melakukan semua itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Semua itu membutuhkan biaya yang tidaklah sedikit. Contohnya Mesin offset untuk jurusan kegrafikaan, untuk mengganti mesin offset harus menyediakan uang  hampir atau bahkan ratusan  juta rupiah, itupun baru peralatan yang bekas.

·         Biaya investasi dan operasional yang besar

Sekolah menengah kejuruan dibangun untuk mengnhasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja. Untuk itu, membutuhkan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan sekolah umum. Betapa tidak, sekolah smk harus menggunakan peralatan mutakhir yang mahal serta membutuhkan biaya perawatan yang tidak sedikit. Sekolah menengah kejuruan yang tidak memperhatikan ha l tersebut akan tergilas dengan kemajuan teknologi dan perkembangan dunia industri.

Hasil dari dunia pendidikan berupa lulusan SMK atau Politeknik yang memang dipersiapkan untuk segera memasuki dunia kerja masih jauh dari harapan. Ada beberapa sekolah kejuruan atau politeknik yang lulusannya langsung dapat masuk kepasar kerja. Mereka mempunyai peralatan latihan kerja yang memadai, biasanya merupakan proyek percontohan atau bekerjasama dengan industri tertentu. Sekolah kejuruan dan politeknik yang berjalan tanpa menyediakan peralatan latihan kerja yang memadai, akan ketinggalan teknologi dan lulusannnya masih harus dibekali dengan ketrampilan untuk dapat memenuhi standard industri.

3.    Asumsi PTK adalah :

Adapun Asumsi dalam penyelenggaraan PTK antara lain :
·         PTK dapat mengembangkan tenaga kerja yang marketable

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap kerja baik bekerja secara mandiri maupun mengisi lowongan tertentu. PTK yang merupakan salah satu institusi yang menyiapka tenaga kerja dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh sekolah, masyarakat dan dunia industri. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya, memiliki adaptasi dan daya saing yang tinggi. Untuk dapat mengembangkan tenaga kerja yang dapat bersaing di pasar industri, maka perlu pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan industri, yang didukung oleh sarana dan prasarana praktikum yang memadai.

·         PTK didesain untuk menguasai keterampilan dasar yang essensial untuk dapat berkompetensi di DUDI.

Pendidikan  sistem  ganda  (PSG)  adalah  konsep  belajar  dan  bekerja  dimana pelatihan pekerjaan harus berorientasi pada pengelompokkan qualifikasi dan kompetensi untuk proses yang berhubungan dengan bekerja.  Perusahaan bersedia  bekerja  sama  dalam  program  PSG  ini  dikarenakan  ada  beberapa  alasan  dan keuntungan  yaitu  dengan  memberikan  training  maka  keberadaanya  dinyatakan  sebagai lembaga  yang  mmeberikan  pertimbangan  untuk  penawaran  pelatihan  yang  dapat langsung dinikmati oleh perusahaan dengan mengajak beberapa praktisi secara  langsung dapat memperoleh hasil dari perusahaan.

·         Tidak ada dualisme antara Pendidikan kejuruan dan pendidikan umum

Dualisme pendidikan kejuruan adalah mengarahkan peserta didik  dalam pencapaian kompetensi/ skill untuk menjadi tenaga kerja siap pakai, dilain pihak menuntut peserta didik dapat menguasai pelajaran umum untuk dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini merupakan suatu  yang pro kontra. ada yang menerima dengan baik tetapi tidak sedikit pula yang menentang. Dualisme pendidikan akan memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan  menentukan pilihan, apakah akan melanjutkan ke pendidikan tinggi ataukah langsung terjun di dunia kerja. Konsekwensinya, penataan pendidikan di sekolah kejuruan seimbang antara antara pelajaran kejuruan dengan pelajaran umum. Dalam artian tujuan pendidikan kejuruan tibdaklah focus, Bahkan jam pelajaran umum cenderung lebih banyak dari jam pelajaran kejuruan. Hal ini dapat membuat orang berasumsi bahwa apa bedanya SMK dengan SMU yang dibekali dengan muatan local. Oleh karena itu, sebaiknya pendidikan kejuruan lebih berfokus kepada pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya adalah memproduksi peserta didik siswi yang siap  bekerja yang memiliki keahlian khusus di bidang tertentu.

Dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu, hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan maupun pengembangan karir peserta didik.

·         PTK didesain berbasis masafe konomi oleh kanena itu sangat berperan dan pertumbuhan ekonomi  nasional

Lulusan SMK diharapkan memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan/ life skill yang dapat membawanya ke kehidupan yang lebih baik yaitu memperoleh pekerjaan pada industry atau mendirikan usaha mandiri untuk menghasilkan uang. Tenaga terampil yang dicetak oleh SMK  merupakan investasi besar dalam mengembangkan perekonomian bangsa.

Herdi, 2009, 10th yang lalu ternyata China lebih terpuruk dibanding kondisi di Indonesia pada tahun 90an. Namun kondisi sekarang jauh lebih baik, dibanding Indonesia. Cukup jauh. Apa gerangan yang menyebabkannya? Bila dipelajari, salah satu kebijakan pemerintahan China yang mendukung perkembangan industri di China adalah adanya pengembangan Vocational School yang disupport oleh pemerintahan untuk menjadi cikal bakal industri-industri rumahan. Vocational School dberikani support penuh oleh Pemerintah China agar berkembang menjadi sebuah pabrik/industri. Industri-industri yang ada diminta berpartner dengan Vocational School Industri. SDM nya terdiri dari peserta didik2 yang dilatih dengan real praktek (learning by doing) dan dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Sehingga berjalan dengan waktu, China yang semula mempunya produk2 yang dikenal dengan kualitasnya yang kurang baik (ini dikarenakan merupakan hasil produksi yang baru mulai/tahap belajar) namun kemudian beriring dengan waktu adanya improvement yang berkelanjutan, akhirnya China dapat membuat produk dengan kualitas nomor 1. Sekarang China menjadi tempat produksi segala jenis manufaktur/industri produk dari sebagian besar merk terkenal di dunia, apakah itu produk jepang, jerman, amerika dll dari mulai otomotif (motor, mobil), it (laptop, pc, dll), dll semua dibuat oleh di china yang notabene merupakan hasil dari pengembangan vocational school industri yang didukung pemerintah dan industrinya.

·         PTK seharusnya dievaluasi berdasarkan efisiensi ekonomi, relevansi dan kecepatan mendapatkan pekerjaan

Hubungan dimensi ekonomi dengan pendidikan kejuruan secara konseptual dapat dijelaskan dari kerangka investasi dan nilai balikan (value of return) dari hasil pendidikan kejuruan. Dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik swasta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. Di samping itu, hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate of return) lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. Kondisi tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan dengan perkembangan masyarakat, baik menyangkut tugas-tugas pekerjaan maupun pengembangan karir peserta didik.

Relevansi sekolah kejuruan adalah seberapa besar lulusannya dibutuhlkan oleh dunia usaha dan dunia industri. Sekolah kejuruan harus benar – benar dievaluasi seberapa besar kontribusinya terhadap relevansi lulusan terhadap dunia kerjadan terhadap perkembangan ekonomi. Sekolah kejuruan yang sinergis dengan dunia industry dapat dilihat dengan lulusannya yang terserap di dunia industri  dengan cepat sesuai dengan bidang keahliannya.

·         PTK hendaknya diarahkan untuk memenuhi tenaga kerja dilingkungannya

Untuk memenuhi tenaga kerja dilingkungan/ daerah sendiri, Seharusnya pemerintah daerah dengan kekuasaan otonominya mengetahui dengan pasti apa keunggulan daerahnya. Berdasarkan produk keunggulan daerahnya, maka dibangun kompetensi sumber daya manusianya. Misalnya di Bali yang terkenal dengan pariwisatanya, maka pemerintah daerah fokus pada pembangunan Kompetensi keahlian yang berbasis pariwisata. Di Jawa Tengah yang terkenal sebagai pusat budaya dan juga kerajinan furniture, dibangun kompetensi yang berbasis kerajinan furniture. Di Papua yang kaya emas dan juga kayunya, dibangun komptensi keahlian emas dan kayu. Dengan demikian terbentuk suatu keahlian yang khusus, unik dan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Jika selama ini kita masih sibuk menghabiskan anggaran untuk membangun infra struktur, misalnya gedung, sekolah dan perlengkapannya atau mengundang investor membangun industri di daerah. Maka sudah saatnya investasi kita arahkan untuk pembangunan sumber daya manusianya dulu. Tanpa kompetensi. tanpa adanya “link and match” antara pendidikan dan dunia industri, maka segala peralatan, gedung dan investasi menjadi tidak maksimal dan sia-sia.Berapa banyak gedung sekolah dengan segala peralatannya yang canggih tidak berfungsi dengan baik, karena tidak ada tenaga ahli yang dapat menjalankannya. Sudah saatnya kita bekerjasama membangun kompetensi unggulan daerah. Anggaran pendidikan yang begitu besar seharusnya juga diberikan kepada lembaga pelatihan industri yang sudah terbukti berhasil, misalnya untuk mendidik tenaga kerja yang trampil dibidang otomotif, tidak perlu membangun sekolah otomotif sendiri, tapi serahkan dana tersebut misalnya kepada ASTRA group untuk mengembangkan lembaga pelatihan otomotifnya. Untuk mencetak tenaga ahli elektronik, berikan anggaran kepada Panasonic Gobel misalnya untuk memperkuat lembaga pelatihan elektronik yang selama ini hanya untuk melayani kebutuhan internal.

·         PTK di tingkat pendidikan menegah bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja pemula
Pada negara lain yang sudah maju masih terdapat juga masalah “link and Match” antara keluaran dari pendidikan dengan kebutuhan dunia industri. Bedanya setiap tahun besarnya “gap” itu semakin diperkecil dengan selalu mengevaluasi dan memperbaiki sistem pendidikannya. Jepang saja sebagai negara industri yang sangat maju masih ada “mis-match” dalam penempatan tenaga kerjanya.Hal ini diatasi dengan memberikan kesempatan bagi pencari kerja angkatan muda untuk melaksanakan program magang. Dengan magang di industri atau di UKM (Usaha Kecil Menengah), dan mendapatkan uang saku yang memadai, maka ketrampilan bekerja seseorang menjadi meningkat.
·         PTK adalah system pendidikan untuk menata system perekonomian nasional.

Pendidikan kejuruan merupakan upaya mewujudkan peserta didik menjadi manusia produktif, untuk mengisi kebutuhan terhadap peran-peran yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat. Dalam kerangka ini, dapat dikatakan bahwa lulusan pendidikan kejuruan seharusnya memiliki nilai ekonomi lebih cepat dibandingkan pendidikan umum. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia  semata mata sebagai factor produksi karena pembangumnan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warga ne gara  yang baik dan bertanggung jawab  serta produktif.
Semakin tinggi kwalitas pendidikan dan pelatihan seseorang, akan semakin produktif orang tersebut, sehingga dapat meningkatkan produktivitas nasional dan meningkatkan daya saing tenaga kerja di pasar global.

          C.   MODEL PENYELENGGARAAN PTK BERBASIS KEBUTUHAN
Tujuan dan isi pendidikan kejuruan senantiasa dibentuk oleh kebutuhan masyarakat yang berubah begitu pesat, sekaligus juga harus berperan aktif dalam ikut serta menentukan tingkat dan arah perubahan masyarakat dalam bidang kejuruannya tersebut. Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial. Pertama, institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian peran atau tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan karir. Institusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya sebagai media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan sosial.
Mohammad ali, 2009, mengemukakan bahwa Sekurang- kurangnya ada tiga dimensi pokok yang menjadi tantangan bagi SMK secara regional maupun nasional yaitu :
1.    Implementasi program pendidikan harus berfokus pada pendayagunaan potensi sumber daya local, dengan mengoptimalkan kerjasama  secara intensif dengan institusi pasangan
2.    Pelaksanaan kurikulum berdasarkan pendekatan yang fleksibel sesuai dengan kecenderungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kompetensi yang diperoleh peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan memiliki adaptasi yang tinggi
3.    Program pendidikan beljar tuntas dengan melibatkan peran aktif da n partisipatif para pemangku kepentingan pendidikan, termasuk optimalisasi peran pemerintah daerah untuk merumuskan pemetaan kompetensi ketenagakerjaan di daerahnya sebagai input bagi SMK dalam penyelenggaraan diklat berkelanjutan.
Pendayagunaan potensi sumber daya local, dengan pelaksanaan kurikulum serta kerjasama dari pemerintah daerah harus seiring sejalan dalam rangka membuka peluang lebar pengembangan SMK sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat dan dunia industri.
Untuk mencari solusi dari tantangan tersebut di atas, SMK sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan kejuruan harus mampu memberikan layanan pendidikan terbaik kepada peserta didik walaupun kondisi fasilitasnya sangat beragam. Seperti diketahui, bahwa investasi dan pembiayaan operasional terbesar yang dilakukan oleh pemerintah dalam pendidikan kejuruan adalah pada sistem SMK.
Pembukaan dan penutupan suatu SMK pada dasarnya sangat  tergantung pada tuntutan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di wilayah atau daerah setempat. Pembukaan institusi SMK baru sangat dimungkinkan jika terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang terkait dengan peran dan fungsi SMK. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa : “Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 % tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”.
Penutupan suatu institusi SMK hanya dimungkinkan jika secara hukum tidak dapat dipertahankan atau karena adanya tuntutan masyarakat yang sama sekali tidak dapat dipertahankan atau dihindari. Namun pada dasarnya, tidak ada alasan untuk menutup SMK selama institusi tersebut masih dapat menjalankan peran dan fungsi serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
pengembangan (pembukaan) program  keahlian  SMK  harus  Link  and  Match  dengan  kebutuhan  pasar  kerja. link and match pada dasarnya adalah supplay-demand dalam arti luas, yaitu dunia pendidikan sebagai penyiapan SDM, dan individu, masyarakat, serta dunia kerja sebagai pihak yang membutuhkan. Ada empat aspek kebutuhan yang perlu diantisipasi oleh pendidikan, yaitu (a) kebutuhan pribdai atau individu, (b) kebutuhan keluarga, (c) kebutuhan masyarakt/bangsa, dan (d) kebutuhan dunia kerja atau dunia usaha.Untuk menciptakan link and mach antara pendidikan dan dunia kerja/ usaha/industri,diperlukan usaha-usaha secara reciprocal antara kedua pihak. Dunia kerja/usaha/idustri dituntut untuk lebih membuka diri terhadap pendidikan, baik dalam arti sikap maupun tindakan nyata termasuk menjadi menjadi tempat magang dan praktek lapangan bagi para peserta didik. Di pihak lain, dunia pendidikan dituntut untuk melakukan konsolidasi mulai tahap perencanaan sampai implementasi dan evaluasinya sehingga kebijakan ini mempunyai arti yang maksimal, sesuai dengan tujuannya. Adapun strategi dasar implementasi untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam link and match adalah :1. Menggiatkan kunjungan lapangan dan praktek lapangan sebagai bagian integral kurikulum 2. Meningkatkan program magang di dunia usaha/industri 3. Meningkatkan jumlah dan mutu sarana, prasarana, dan tenaga 4. Meningkatkan daya tarik SMK sebagai pilihan yang mempunyai prospek yang baik untuk masa depan.
Kegiatan kunjungan ke industri akan memberikan informasi mengenai perkembangan industri, tenaga kerja yang sangat dibutuhkan dan yang kurang dibutuhkan saat ini. Jadi apabila  program  keahlian  tertentu  dibutuhkan  oleh  industri,  maka  perlu  dibuka program  keahlian  baru  dan  jika  lulusan  dari  program  keahlian  tersebut  sudah  tidak dibutuhkan oleh masyarakat industry maka program keahlian  tesebut perlu ditutup dahulu untuk menghemat biaya operasional, dan jika di suatu saat dibutuhkan lagi oleh masyarakat, maka program keahlian tersebut bisa dibuka kembali.

 
                  D.   KESIMPULAN
Tujuan utama Pendidikan kejuruan adalah mencetak tenaga kerja siap pakai yang terampil, kompeten dan dapat bersaing di dunia industry/ dun ia usaha serta pasar global. Dalam mewujudkan tujuan tersebut diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan antara pemerintah,  masyarakat (dunia industri) dan pihak sekolah.
Pemerintah dalam hal ini sebagai penentu kebijakan dalam hal pengembangan kurikulum, undang- undang sampai pada pembiayaan pendidikan. Industri sebagai tempat kerjasama dalam hal pengembangan kurikulum serta pelatihan dalam rangka membekali keahlian peserta didik serta sekolah sebagai tempat mendapatkan pendidikan dan pelatihan utama. Bila ketiga komponen ini bersatu dan bekerjasama dengan memperhatikan prinsip karakteristik dan asumsi PTK, maka dapat meningkatkan kwalitas lulusan dan berpotensi meningkatkan perekonomian bangsa.



                  E.    DAFTAR PUSTAKA

Ahmad rizal,dkk.2009. Dari guru konvensional menuju guru professional. 2009.
            Deddy W.S 12 Oktober 2010 http://www.smkn2pandeglang.net /index.php?option=com_content&            view=article&id=64:konstruktivisme-di-sekolah-menengah-kejuruan&catid=34:pendidikan&Itemid=59
Depdiknas.2006. Kurikulum SMK edisi 2006.Herdi.2009. 
Bangun dunia dari diri kita.http://herdiana.blog.com/2009/01/29/industri-berbasis-smk-harga-mati-bagi-home-industri-indonesia/
Murniaty, Nasir. Manajemen strategic dalam pemberdayaan SMK. Perdana Publishing.
            Mohammad ali, 2009. Pendidikan untuk pembangunan nasional. PT Grasindo.2009
Nurkholis.2003. Manajemen berbasis sekolah, teori model dan aplikasi.
Pardjono.2011. Makalah. Peran Industry dalam pengembangan SMK.
Wardiman Djojonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT. Jayakarta Agung.
Fajar Hendro. Arahan  pengembangan  sekolah  menengah  Kejuruan bisnis dan manajemen berbasis sektor  Perdagangan di kabupaten tulungagung. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10251-Paper.pdf
Ilmu dan aplikasi pendidikan. Tim pengembang ilmu pendidikan FIP UPI. 2007. Grasindo.http://books.google.co.id/books?id=B35Cf_WXgp4C&pg=PA383&dq=kesuksesan+pendidikan+kejuruan&hl=id&ei=os6HToDNBIvJrAeplZGfBQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CD4Q6AEwAw#v=onepage&q&f=false
Chief Editor on February 7th, 2009 .Link and match: Keterkaitan dunia industri dan dunia pendidikan. http://indosdm.com/link-and-match-keterkaitan-dunia-industri-dan-dunia-pendidikan

1 komentar:

  1. ass. salam kenal.
    trims info di blognya.
    Buk....ada buku2 sumber ttg
    sekolah kejuruan dan
    praktek kerja industri.

    BalasHapus