Senin, 15 Oktober 2012

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) RISIKO FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEAMANAN DAN KINERJA PARA PEKERJA


Tugas Kelompok
makalah plus file persentasinya ada disini

Hasil Translate n resume BAB 22 dari buku Safety, Health n asset protection
edited by RICHARD W LACK
 
PENDAHULUAN
Pada tahun 1931, dalam penelitian yang dilakukan oleh  HW Heinrich mencatat bahwa dua faktor dasar yang dapat menyebabkan kecelakaan yaitu  kondisi mekanis atau fisik dan faktor manusia. Pada umumnya Program keselamatan kerja banyak berfokus pada perlindungan fisik pekerja, dan mengabaikan faktor manusia yang dapat menyebabkan orang mengabaikan prosedur prosedur yang bisa mencegah kecelakaan terjadi, namun studi menunjukkan bahwa untuk 50% dari semua kecelakaan terjadi karena kesalahan karyawan di tempat kerja atau factor manusia. Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa stres.
Permasalahan psikologis ataupun stress yang terjadi pada seseorang digolongkan kedalam 4 bidang kehidupan yaitu :
  1. PRIBADI
    terjadi masalah keluarga misalnya perceraian, sakit, kematian dalam keluarga, kehilangan pekerjaan, kecelakaan, pindah ke tempat yang baru
    Alkohol / penyalahgunaan obat
    Masalah keuangan
    Pernikahan
    Kelahiran anak
    Sekolah / kelulusan
  2. PEKERJAAN
    • Pekerjaan Baru / transfer pekerjaan / promosi peker;jaan
    Adanya tanggung jawab Baru / harapan  baru yang harus dipenuhi
    Adanya Pemotongan / perampingan tenaga kerja yang membuat beberapa teman kehilangan pekerjaannya
    Masalah dengan rekan kerja atau supervisor (pelecehan, perbedaan budaya)
  3. SOSIAL
    Bencana alam: Api, banjir, gempa bumi, dll
    Terjadi Pencurian, perampokan, kerusuhan, penculikan
    terjadinya depresi    
  4. PENULARAN:
Penularan adalah Reaksi terhadap suatu peristiwa yang tidak berhubungan dengan diri sendiri seperti : Membaca tentang bencana / cakupan televisi yang membuat seseorang menjadi sangat khawatir, Bencana yang menimpa teman atau saudara,  melaporkan bencana

Stres ini terjadi di empat bidang kehidupan kita: pribadi, pekerjaan, sosial, dan penularan. Peristiwa empat kategori ini adalah ujian dari banyak stres yang kita alami. Ketika tingkat stres meningkat dan sangat mempengaruhi seseorang, maka keterampilan dapat menguras tenaga dan pikiran yang dapat berakibat terhadap hilangnya konsentrasi dan kemampuan yang mempengaruhi untuk melakukan tugas dengan aman.
Selain itu, Ada banyak alasan mengapa kecelakaan terjadi. Kebanyakan industi orang cenderung melihat sesuatu untuk disalahkan ketika terjadinya kecelakaan, karena lebih mudah dibandingkan mencari penyebab kecelakaan seperti daftar dibawah ini. Pertimbangkan penyebab kecelakaan yang dijelaskan. pernahkan Anda merasa bersalah terhadap tidakan atau perilaku berikut ini? Jika ya, Anda mungkin tidak mengalami cidera tetapi lain kali Anda mungkin tidak seberuntung sekarang.
  1. Mengambil Jalan Pintas: Tiap hari kita mengambil keputusan dan berharap akan membuat pekerjaan lebih cepat dan lebih efisient. Tetapi apakah waktu yang mengamankan tiap resiko keselamatan Anda, atau apakah anggota yang lain? Jalan pintas menurunkan keselamatan ada dalam bekerja tetapi meningkatkan kemungkinan Anda cidera.
  2. Percaya diri yang berlebih: percaya diri itu bagus. Terlalu percaya diri telalu bagus. ‘ini tidak pernah terjadi ke saya” perilaku seperti ini dapat menyebabkan prosedur, perkakas atau metode kerja yang tidak benar dalam pekerjaan Anda, Hal ini dapat menyebabkan Anda cidera.
  3. Memulai tugas dengan instruksi yang tidak tuntas: Untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan benar pertama kali Anda perlu informasi yang tuntas. Pernahkan Anda melihat seorang pekerja disuruh melakukan pekerjaan, hanya diberikan sebagian instruksi kerja? Jangan malu bertanya untuk dijelaskantentang prosedur kerja dan peringatan keselamatan. Hal ini tidaklah membuat Anda bodoh bertanya tentang hal ini tetapi Anda salah jika tidak bertanya.
  4. Kerapian yang buruk: ketika klien, manajer, atau petugas keselamatan melewati area kerja Anda, kerapian adalah indikator yang akurat menilai perilaku seseorang tentang qualitas, produktifitas dan keselamatan. Kerapihan yang buru membuat berbagai tipe bahaya. Area yang rajin dirawat membuat standar untuk yang lain ikuti. kerapihan yang baik meliputi kebanggaan dan keselamatan.
  5. Tidak memperdulikan prosedur keselamatan: Dengan senganja tidak memperdulikan prosedur keselamatan dapat membahayakan Anda dan rekan kerja Anda. Anda digaji untuk mengikuti kebijakan keselamatan perusahaan bukan membuat aturan Anda sendiri.
  6. Ganguan mental dari pekerjaan: memiliki hari yang buru di rumah dan cemas dengan permasalahan dirumah ketika di tempat kerja adalah kombinasi yang berbahaya. Mental yang jatuh dapat membuat fokus anda buyar untuk mengikuti prosedur kerja aman. Anda juga dapat terganggu ketika anda sibuk bekerja dan teman anda lewat sambing berbicara ke adan saat Anda sedang melakukan pekerjaan.
  7. Gagal merencanakan pekerjaan: Banyak pembicaraan hari ini tentang analisa bahaya kerja JSA (job safety analisis) adalah cara yang efektif untuk menemukan cara yang pintar untuk bekerja dengan aman dan efisien. Bekerja dengan tergesa-gesa saat memulai pekerjaa, atau tidak berfikir tentang proses kerja dapat menempatkan anda melakukan cara yang berbahaya. Lebih baik rencanakan pekerjaan anda kemudian bekerjalah sesuai recana tersebut.

TINGKAT STRES

Pada tahun 1967, Indeks Mengubah Hidup diformulasikan oleh TH Holmes dan RH Rahe.
Mengingat daftar 43 peristiwa kehidupan, individu diminta untuk memeriksa jumlah
kejadian dari setiap peristiwa sepanjang tahun lalu. Setiap kejadian dirangking menurut dampak nilai numerik stres, dari yang rendah 11 sampai yang tertinggi 100. Menjumlahkan skor menyediakan jumlah total stres yang dialami. Indeks ini berisi banyak peristiwa yang yang dapat menjadi kontributor yang kuat untuk faktor manusia stres dalam pekerjaan yang dapat mengakibatkan kecelkaan dalam bekerja. Namun, penentu utama dalam mengevaluasi dampak dari stres pada perilaku adalah reaksi setiap individu terhadap situasi stres yang terjadi.
Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.

JANGKA WAKTU STRES

Stres dapat menimpa siapa saja bila seseorang tlidak dapat mengendalikan diri dan menyerah terhadap keadaan. Gempa bumi atau banjir mungkin berlangsung hanya sebentar bukanlah stress yang sebenarnya , tetapi stress yang sebenarnya adalah pengaruhnya terhadap psikologis maupun emosional yang dapat bertahan lebih lama dan lebih mendalam serta memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan seseorang. Selain itu, merawat individu yang berpenyakit kronis akan memberikan pengalaman stres lebih konsisten, namun pengasuh dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan belajar yang sehat dalam mengatasinya dan bila tidak dapat diatasi, dapat meminta sumber daya untuk bantuan. Stres pasca-trauma yang dihasilkan dari reaksi emosional terhadap gempa bumi atau banjir, akibatnya secara  berkala, akan lebih signifikan menjadi faktor risiko psikologis dalam kecelakaan di tempat kerja.

Sebagai individu dengan gaya kepribadian khas, masing-masing dari kita akan merespon stresr
yang ada dengan cara yang beraneka ragam. Secara umum, bagaimanapun, masalah jangka pendek tidak akan berdampak besar pada tingkat kinerja sebagai kekhawatiran jangka panjang. Jika sebuah kecelakaan mobil kecil dapat mengganggu perhatian sementara waktu. Tetapi masalah yang Sedang berlangsung yang lebih berat, seperti kecanduan narkoba atau alkohol, dapat menciptakan kerugian konsentrasi yang lebih kritis dan menghadirkan risiko yang lebih mendalam terhadap kinerja kerja yang aman di tempat kerja.

KEMAMPUAN MENDETEKSI GANGGUAN PSIKOLOGIS

Setiap orang berbeda
beda  dalam hal menangani situasi stres dan menyertai pesan internal stres. Faktor yang paling menonjol yang mengganggu dengan berhasil mengelola stres adalah rasa kehilangan kontrol. Semakin seseorang merasa kehilangan kontrol, semakin besar tingkat stres. Perasaan out-of-kontrol dapat mengakibatkan kebingungan dan keasyikan dengan stres, yang mengakibatkan peningkatan bicara diri yang negatif serta timbulnya kecemasan. Rasa frustrasi dan meningkatnya kerugian yang menyertai konsentrasi dapat menyebabkan pengambilan risiko yang tidak perlu atau untuk overcompensation kurangnya perhatian dengan menjadi terlalu berhati-hati dan ragu-ragu. Keraguan, ketidakpastian, dan tingkat kecemasan kemudian dapat meningkat lebih lanjut, mempercepat siklus stres yang tidak sehat dan meningkatkan kontribusi terhadap risiko kecelakaan. Karena banyak orang merasa tidak nyaman membahas masalah-masalah yang mungkin mengganggu mereka, metode penelitian karyawan diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh seorang karyawan mengalami stress yang dapat  menjadi risiko kecelakaan. Penilaian dalam penelitian yang dilakukan yang paling efektif berasal dari pengamatan perilaku atau tingkat kinerja.
Ketika seseorang terganggu, kinerja dan produktivitas turun. Stres memicu perubahan perilaku. Beberapa perubahan ini dapat terlihat dan jelas, dan ada yang tidak dapat terdeteksi . oleh karena itu diperlukan kesediaan untuk mengenal karyawan dan untuk mempelajari kebiasaan mereka dalam rangka untuk melihat perubahan dalam fungsi, cara bicara, kinerja pekerjaan, maupun kebiasaannya. perubahan yang terus terjadi, semakin beresiko terhadap individu . Sekali Anda telah mengidentifikasi karyawan sebagai risiko kecelakaan, masalah ini harus kemudian disampaikan secara langsung. Ada tiga tingkat konfrontasi: pribadi, performance- performance sports, dan kebijakan
Tanda yang mungkin terjadi ketika seseorang berada dalam lingkaran stress yaitu :
adanya perasaan ketakutan Kebingungan dan kecemasan
  Terlalu sibuk dengan masalah
sehingga mengabaikan rekan kerja yang lain
Proses Duka
pada diri sendiri yang disebabkan oleh masalah keluarga dll
negative thinking
merasa terisolasi terasing sehingga membutuhkan perhatian yang lebih banyak
Takut akan pembalasan
• Takut menunjukkan kelemahan
Reaksi
mungkin terjadi ketika seseorang berada dalam lingkaran stress yaitu :
Trauma yang berkepanjangan
-
terkurasnya energy dan pikiran sehingga membuat tubuh menjadi lemah
- kecemasan
,  Apatis, mati rasa emosional
-
Timbulnya berbagai macam penyakit akibat kebanyakan pikiran misalnya Sakit kepala, mual, pusing ataupun  Penyakit ringan lainnya.
- Sulit berkonsentrasi
terhadap sustu pekerjaan
- Kebingungan, pelupa
, insomnia
- mimpi buruk
-
penggunaan Obat- obatan yang  meningkat dan penggunaan alkohol
- kecerobohan
,  sering marah  Merasa kewalahan,  Gugup ataupun sering ketiduran.

MENCARI JALAN KELUAR PADA SESEORANG YANG MENGALAMI STRES
Jika pribadi Anda bersedia untuk meninggalkan kapasitas dunia profesional Anda, mencoba pendekatan individu sebagai teman yang peduli. Tanyakan jika ada
masalah dan apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu. Mencoba untuk
memberi dukungan aktif bagi individu jika ia menginginkannya dengan upaya harus tulus,. para
kontak tingkat pribadi mungkin sangat bermanfaat
 bagi orang yang dapat menghargai ketulusan Anda, mengetahui kerahasiaan yang akan dihormati, dan kepercayaan Anda untuk mendengarkan, Empati, dan membantu. Risiko Anda dalam menjalankan ini adalah bahwa masalah dapat ditolak, atau Anda mungkin harus ditolak dan dianggap mengganggu karena pada saat tersebut jiwanya masih tergolong kacau. Kebijaksanaan ekstrim diperlukan jika Anda memutuskan untuk campur tangan pada tingkat pribadi. Anda dapat memilih untuk tetap di arena profesional.

Perilaku yang berkontribusi terhadap terjadinya  kecelakaan
• Perubahan dapat mempengaruhi sikap
- Mood perubahan, perubahan suasana hati
- Penarikan
diri lingkungan  sosial
-
memaksakan keceriaan dalam kehidupan sehari - hari
- reaksi berlebihan terhadap situasi
serta kemarahan yang berlebihan
- kelesuan
• melamun
• Kelambatan
tanpa adanya alasan yang jelas
• penggunaan
hari libur yang berlebihan
menggunakan jam  makan siang yang lebih dan kembali dengan bau minuman keras
• panggilan telepon pribadi; konduksi bisnis pribadi yang mengganggu pekerjjaan
bekerja dengan berlebihan
- Bekerja terlambat atau lembur, tanpa pola sebelumnya
-  Keengganan untuk meninggalkan pekerjaan
meskipun pada saat jam istirahat
• Sering istirahat
dan menggunakan toilet dengan lama
• Pelupa, ketidakpedulian terhadap lingkungan sekitar
• Kinerja drop - lebih banyak kesalahan daripada biasanya; kesalahan kecil
• kerahasiaan
• Penolakan dari masalah ketika berhadapan
dengan seseorang yang ingin membantu
Pendekatan Yang Dapat Dilakukan Dalam Membantu Meringankan Stres
Pribadi
• Kesadaran akan perbedaan gender dan pola perilaku karyawan '
• Didekati ("pintu terbuka" kebijakan)
• Kesediaan untuk mengambil risiko
• Kepedulian terhadap keamanan (harus tulus)
• Privasi harus dipastikan
terjjaga sehingga seseorang yang menceritakan masalahnya menjadi lebih tenang karena rahasianya terjaga
• Peningkatan kerjasama
antara para pekerlja dengan pimpinan
• Kerahasiaan
terhadap masalah yang mengakibatkan seseorang stres
• Keterbukaan, kesediaan untuk mendengarkan
keluhan ataupun permasalahan seseorang
KINERJA
Peninjauan terhadap  Kinerja serta penelitian terhadap sikap dan kebiasaan tenaga kerja
memberikan alternatif perubahan Perilaku untuk berubah kearah yang lebih baik
• Negosiasi, keterampilan mediasi
• Cross-training karyawan
luntuk mengenalkan segala sesuatu yang penting agar resiko kecelakaan dapat diminimalisir

KEBIJAKAN
memberikan  kebijakan secara tertulis
Memberikan kelas, informasi program Pelatihan dan kesehatan,
 memberikan Pedoman untuk perilaku yang aman

kinerja
Dari sikap profesional, harus memperhatikan  tingkat kinerja dan perubahan perilaku. Perhatikan masalah daerah dan alamat mereka secara khusus. Cobalah untuk  menemukan alasan di balik penurunan produktivitas atau perubahan perilaku. Jika Anda mengalami penolakan bahwa ada masalah, menjaga percakapan difokuskan pada perilaku yang spesifik, menginformasikan karyawan tersebut bagaimana ia dapat meningkatkan kinerja dan bagaimana perbaikan akan didokumentasikan. Mengungkapkan keprihatinan Anda tentang isu-isu keselamatan. Cross-training karyawan akan memastikan bahwa tugas pekerjaan yang tercakup jika harus menjadi perlu untuk menghapus seseorang dari situasi yang berpotensi berbahaya. Anda mungkin melihat perbedaan gender yang terjadi pada pribadi dan tingkat kinerja. Perempuan pada umumnya, lebih cenderung bersedia untuk membahas masalah pribadi dan menerima solusi dan menawarkan bantuan. Mereka cenderung untuk merespon positif terhadap belas kasih dan keinginan yang jujur ​​untuk mendengarkan. Pria, yang sering dibesarkan di sebuah Atmo- lingkup yang menekankan pemecahan masalah dan privasi, mungkin percaya bahwa UCAPAN- pemerintah hanyalah kicauan belaka atau pengakuan stres merupakan kelemahan. Mereka biasanya akan merespon lebih positif untuk intervensi pada tingkat kinerja, dengan tujuan yang jelas dan pedoman untuk perbaikan.

Kebijakan
Kebijakan dan kinerja berjalan seiring. Sebaiknya menuliskan harapan tentang perilaku yang aman, dengan pedoman kebijakan yang disebarluaskan , merupakan persyaratan hukum. Sebuah kebijakan khusus, gabungan
dengan program pelatihan komprehensif, menyiapkan perusahaan untuk mengambil tindakan ketika
melakukan hal yang melewati batas dan menjadi tidak aman. Seiring dengan peraturan keamanan, kebijakan dapat mengatasi masalah perilaku lain seperti keterlambatan, hari pribadi dan sakit, panggilan telepon pribadi, dan makan siang dan waktu istirahat. Sebuah kebijakan tertulis yang baik mendorong perilaku aman. Dalam hal ini, tindakan terbaik adalah pencegahan. Skenario kasus terbaik adalah untuk kecelakaan tidak pernah terjadi. Jika kecelakaan harus terjadi, wawancara langsung diperlukan untuk mencegah penularan yang dapat menciptakan suasana kondusif untuk lebih kecelakaan. Jujur dan terbuka dalam diskusi di acara penting; kerahasiaan melahirkan kecemasan. Meskipun kebutuhan untuk konseling tidak selalu segera memberikan jalan keluar yang cepat, namun berbagi perasaan dapat membantu untuk menghilangkan rasa tidak berdaya. tambahan pelatihan keselamatan sehubungan dengan kecelakaan akan membantu karyawan lain merasa lebih sadar dan dalam kendali. Tidak ada hal seperti terlalu banyak informasi.

Ketika kecelakaan terjadi.
• untuk mencegah penularan berdiskusi; memberikan konseling jika diperlukan
• Mempromosikan
 secara terbuka, diskusi yang jujur ​​dan pendidikan
• Berbagi pengetahuan dan informasi
• Memastikan kerahasiaan
Catatan: Sebuah program yang ditulis harus berada
pada tempatnya dan disesuaikan dengan kebbutuhan.

Intervensi dikatakan berhasil dalam mengendalikan kecelakaan tergantung pada sifat dari budaya perusahaan. Penyebaran informasi, pelatihan yang menyeluruh, dan program kesehatan memberikan kesempatan bagi budaya perusahaan untuk mendorong nilai-nilai yang mempromosikan kinerja yang aman. Penekanan pada komunikasi, akuntabilitas, keterlibatan, fleksibilitas, prioritas yang menempatkan karyawan pertama, dan persepsi positif  di tempat kerja semua berkontribusi untuk mencegah masalah-masalah emosional dari Mempengaruhi kinerja. Bila digabungkan dengan pengamatan yang tajam perilaku dan intervensi tepat waktu, maka menciptakan citra nilai perusahaan yang sehat yang dapat menciptakan lingkungan yang aman dan bertanggung jawab.

REFERENSI
Holmes dan Rahe T. H., R. H. Kehidupan perubahan indeks. J. Psychosomatic Res. 11:213-218, 1967.
Jones, J. W. Breaking siklus setan stres. Best Rev 88 (3): 74, 1988.
Scherer, R., Brodzinski, JD, dan Crable, EA Faktor manusia (manusia sebagai kegagalan utama
penyebab kecelakaan kerja). HR Mag. 38 (4): 92, 1993.

BUKU BACAAN

Blanchard, M. dan Tager, M. Bekerja Yah: Mengelola untuk Kesehatan dan Kinerja Tinggi,
New York: Simon & Schuster, 1985.
O'Donnell, P. dan M. Ainsworth, T., Eds. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. New York:
John Wiley & Sons, 1986.
Publikasi Lain
Anonim. Tidur pada pekerjaan. Bus Kecil Rep 16 (1): 27, 1991.
Borofsky, G. pra-pekerjaan penyaringan psikologis. Mengelola Risiko. 40 (5): 47, 1993.
Halgrow, A. Sebuah program respon trauma memenuhi kebutuhan karyawan yang bermasalah. Personil J.
66 (2): 18, 1987.
Krause, TR Hidley, JH, dan Hodson, SJ Mengukur kinerja keselamatan: proses
pendekatan. Occup. Bahaya 53 (4): 49, 1991.
Reher, R., Wallin, JA, dan Dubon, DI Mencegah kecelakaan kerja melalui performance-
performance sports manajemen. Publik Pers. Mengelola. 22 (11): 301, 1993.
Van Wagoner, S. I. Stres 's banyak penyamaran. Di seberang Bd. 24 (3): 51,
​​1987.
Verespej, MA Wired bencana: penyalahgunaan obat dan alkohol dapat mendatangkan malapetaka pada pengaman
program. Occup. Bahaya 52 (4): 107, 1990.
Download file persentasi translate n resume bab22....silahkan daeng..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar