Kamis, 05 Mei 2011

hati hati...maksiat lahir dan bathin..

Maksiat - Maksiat Lahir 

Maksiat lisan  yang harus dihindari antara lain: Berkata yang tidak memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain, berlebih - lebihan dalam percakapan sekalipun yang dibicarakan adalah sesuatu yang berguna, berbicara hal yang bathil, berdebat dan berbantah hanya untuk mencari menangnya sendiri tanpa menghormati orang lain, berkata koror, mencaci maki baik kepada manusia, binatang ataupun bendalainnya, menghina, menertawakan dan merendahkan orang lain dan berkata dusta. 

Maksiat telinga adalah mendengarkan pembicaraan orang lain yang tidak senang kalau pembicaraannya didengar atau pembicaraan yang sengaja dirahasiakan, atau mendengarkan pembicaraan yang menjelek- jelekkan/ yang tidak baik tentang  orang lain.

Maksiat mata adalah melihat hal - hal  yang diharamkan oleh Allah SWT, sepeti seorang laki - laki melihat aurat wanita dan sebaliknya wanita yang melihat aurat laki - laki, kecuali suami istri dan anak - anak kecil yang belum tahu baik dan buruk suatu hal.Demikian pula melihat orang lain dengan pandangan yang menghina, melihat isi rumah orang lain kecuali diizinkan pemiliknya..

Maksiat Tangan adalah menggunakan tangan untuk hal - hal yang haram atau sesuatu yang dilarang oleh agama islam seperti mencuru, merampas termasuk mengurangi timbangan, dsb. Dalam hal mencuri, jikamencurinya sampai batas yang ditentukan oleh hukum fikih harus dipoong tangan, maka si pencuri haruslah dipotong tangannya.

Maksiat - Maksiat Batin

Marah, dapat dikatakan seperti nyala api yang terpendam  di dalam hati. Oleh karena itu orang yang marah mukanya merah bagaikan bara api ang merupakan godaan syeitan dan untuk meredakannya, maka orang yang sedang marah hendaklah berwudhu bahkan kalau perlu mandi. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat, siapakah yang disebut orang yang yang selalu menang jika bergulat? Mereka menajawab,yaitu orang yang tidak  dapat dikalahkan oleh orang lain. Selanjutnya  Rasulullah SAW bersabda : “Bukanlah demikian, tetapi orang disebut selalu menang adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya di waktu marah”.

Dengki , semakna dengan iri hati. Banyak orang yang bersaudara jadi bermusuhan, saling mendendam dan membenci hanya karena dengki kepada saudaranya yang mendapat kesayangan orang tua. Amal kebaikan akan habis dimakan oleh dengki yang tak terkendali yang pada akhirnya bobot keburukannya lebih banyak daripada bobot kebaikannya. Penyakit ini sangat berbahayadan sukar diobati. Penyakit ini bisa merusak, mengganggu dan menghilangkan kebahagiaan hidup, bahkan menyebabkan persengketaan, permusuhan, penipuan dan malapetaka dalam masyarakat.

Ghibah, atau menggunjing adalah menceritakan segala kebaikan dan keburukan orang lain yang tidak ia suka tanpa diketahui orang bersangkutan (Orang yang digunjing tidak berada di tempat saat itu). P-Perbuatan ini merupakan perbuatan lisan yang mendapatkan dorongan kuat dari batin. Ghibah adalah perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: “Dan janganlah kalian menggunjing orang lain. Sukakah kamu memakan daging saudaramu yang sudajh mati? niscaya kalian merasa jijik kepadanya” (QS.Al Hujurat:12). Menggunjing orang lain identik dengan memakan daging jenazah sebab orang yang digunjing laksana mayat yang tak dapat betbuat apa- apa . Ia disakiti dan dijelek - jelekkan , disingkap segala rahasianya, dicaci maki dan dikuliti tetapi karena mereka tidak berada di tempat maka pastilah ia tidak dapat membela diri  dan menjelaskan hal yang sebenarnya.
Adapun pendorong Ghibah adalah kebencian yang terselubung, sifat hasad, dan tidak rela melihat orang lain mendapat keberhasilan dan kehormatan.     
  
Sombong /  takabbur adalah perasaan yang  terdapat dalam diri seseorang yang merasa hebat, mempunyai kelebihan dari orang lain, misalnya merasa lebih dalam ilmu pengetahuan, kekayaan dan kecantikan. Perasaan ini memantul dalam sikap dan tingkah lakunya sehari - hari dalam penampilannya di tengah - tengah masyarakat.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk syurga orang yang dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari kesombongan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar